Tuesday, 6 March 2012

Karena Dokumentasi Adalah Bagian Dari Peradaban



Beberapa waktu lalu, 21 Februari 2012 melalui Twitter, sejawat Halim Budiono -gitaris dari Cranial Incisored- memberikan sebuah link video dari Gerilya Magazine yang mendokumentasikan musik underground di Yogyakarta kisaran tahun 2001 via Youtube.



Pemilik akun @woktherock yang dimention oleh Halim Budiono tersebut adalah Wowok, atau biasa dikenal dengan nickname Wock The Rock, adalah sosok dibalik Net Label bernama Yesnowave dan juga terlibat sebagai Kurator dalam album kompilasi Jogja Istimewa (2010).

Kembali ke link yang diberikan Halim Budiono tadi, saya yang baru aktif menjadi bagian dari peta musik di Yogyakarta pada tahun 2005 tentu saja girang bukan kepalang menemukan artefak berharga, sebuah dokumentasi apa yang terjadi dalam scene underground di Yogyakarta pada era kisaran tahun 2001. Sontak saya langsung meretweet link tadi ke Luhki Herwanayogi, saudara - rekan - sejawat bisnis saya dalam rencana proyek pendokumentasian musikal di Yogyakarta.
Memang proyek ini berjalan tersendat-sendat, salah satunya adalah faktor dokumentasi yang seringkali diabaikan oleh semua yang terlibat dalam dunia musik di Yogyakarta sehingga menyebabkan proses mengumpulkan materi di kurun waktu yang kami sasar susah didapat. Maka tentu saja video ini adalah sesuatu yang berharga sekali bagi saya:

 
Kelar menonton video tersebut, saya berpikir, mengapa kita memiliki kesadaran akan pendokumentasian yang minim sekali? Oke, katakanlah kamera SLR atau kamera video beresolusi tinggi adalah barang mewah kala itu, tapi bukan tidak mungkin bisa saja di dokumentasikan dengan piranti yang low quality. Hey, ini adalah Do It Yourself Culture! mengapa membatasi diri dengan sesuatu yang tak terjangkau? Untunglah saat ini piranti penunjang pendokumentasian adalah barang yang ramah kantong alias mulai terjangkau oleh daya beli masyarakat. Semoga saja kedepannya generasi muda dibawah saya tidak alpa dalam mendokumentasikan sehingga tidak kesulitan kala mencari bahan studi kultural berupa dokumentasi baik visual maupun audio-visual.

Semoga....

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More