Seringkali saya bertanya-tanya pada diri saya sendiri, kenapa bahkan sampai detik ini kita tidak bisa mencantumkan kata "seniman" dalam kolom pekerjaan di KTP kita?
Mungkin bukan tidak bisa, tetapi "tidak normal", atau bahkan konyol. Bukan kebiasaan umum.
Bahkan sampai sekarang masih banyak orang tua yang tidak mengijinkan anaknya menikahi manusia-manusia dengan "pekerjaan semacam itu (seniman)."
Alasannya pun klise : Seniman bukan pekerjaan. Seniman cuma sebutan bagi para pemimpi di siang bolong yang bermimpi terlalu tinggi. Suatu jenis pekerjaan yang amat sia-sia dan tidak berduit.
Begitu biasanya yang saya dengar, meskipun pada kenyataannya para orang tua kolot tersebut sadar benar bahwa ada banyak sekali manusia yang berpredikat jutawan karena bekerja di bidang seni.
Oke, saya tidak mau berlama-lama bergeneralisasi dengan istilah seniman. Saya fokuskan saja pembicaraan ini ke bentuk yang paling saya kenal: musisi.
Saya rasa produk 'terparah' dari seniman yang paling tidak disukai para calon mertua adalah musisi.
Kenapa? karena bagi orang yang terbiasa hidup dalam koridor yang lurus dan tidak pernah sedikitpun melenceng dari jalurnya akan selalu menyamaratakan musisi dengan perusuh, pembangkang orangtua, bengal, whatever you named it.
Saya masih ingat bagaimana reaksi (insyaallah) calon mertua saya ketika beliau mengetahui bahwa anak sulungnya berpacaran dengan pemuda tidak jelas yang (mungkin menurutnya) kerjaannya setiap hari hanya bermain gitar sambil sibuk nongkrong ga jelas di studio. Reaksi penolakan yang familiar bagi saya. Tapi maaf tante, saya tidak seperti yang anda duga :)
Well then, terlebih lagi saya adalah seorang penganut musik dubrak desing pemecah gendang telinga, yang tentu saja makin bikin calon mertua manapun makin memantapkan penolakannya.
Adam 'Nergal' Darski |
Doda |
Atau pernahkah anda mengenal sosok Greg Graffin, Pentolan dari band punk legendaris asal Los Angeles, Bad Religion? Graffin memperoleh gelar Ph.D. di Cornell University dan telah mengajar paleontologi di Universitas California, Los Angeles. Pada tahun 2009 Graffin mengumumkan bahwa dia telah menulis buku berjudul "Anarchy Evolution", dan terlibat dalam produksi sebuah serial televisi yang disebut "Punk Profesor".
Greg Graffin |
Tak perlu jauh-jauh ke negeri orang, tengok saja Ombat Nasution, Vokalis dari band Grindcore asal Jakarta, Tengkorak. Ombat adalah seorang advokat yang juga terjun menjadi direktur dari Event Organizer Lian Mipro yang berhasil memboyong band-band keras kelas wahid ke Indonesia.
Ombat |
Kalau anda adalah penggemar musik-musik mellow-patah hati-merana membara, maka ijinkanlah saya bertanya, tahukah anda bahwa salah seorang dibalik sukses album Ungu bertajuk 'Melayang' dengan hits-nya 'Demi waktu' adalah Khrisna J. Sadrach, Bassist band gaek Suckerhead yang menjadi Produser album itu? Lihat, bahkan seorang rocker pun bisa membantu mengarahkan sekelompok ppostars-wannabe menuju suksesnya!
Khrisna J. Sadrach |
Jadi saya rasa, saya mempunyai perspektif berbeda dalam memandang seorang manusia. Setahu saya, sampai detik ini pun saya tidak pernah mendiskreditkan seseorang karena latar belakang pendidikannya, pekerjaannya, keluarganya, ataupun hal-hal remeh-temeh macam itu. Saya mungkin kuno, tapi saya tidak kolot :)
Itu saja yang dapat saya sampaikan sebagai pembelaan saya untuk calon mertua saya :)
0 comments:
Post a Comment