Saturday, 28 January 2012

Tweets still must flow ?


Ada yang menarik dari pidato SBY (Susilo Bambang Yudhoyono, mind you!) di televisi beberapa waktu lalu. SBY seakan menyalahkan Media yang ramai memberitakan kisruh di tubuh partainya hanya gara-gara sms dan juga BBM (BlackBerry Messenger) yang mengaku sebagai nazaruddin, bomber suap yang kini berada di negeri antah berantah.

Salah satu Buntut dari pidato SBY tersebut adalah munculnya keinginan our beloved Tiffatul Sembiring (MenKominfo) yang senang berpantun lewat akun twitternya itu, untuk mengontrol bahkan memblokir media jejaring sosial seperti FaceBook atau Twitter yang kerap bahkan di luaran digunakan sebagai salah satu sarana paling mashyur untuk menggulingkan pemerintahan. Lihat saja Mesir dan Libya, begitu pula Malaysia.

Namun agaknya Beliau lupa bahwa tidak semua orang memanfaatkan kedua akun jejaring sosial tersebut secara negatif bahkan ekstrem. Apabila kemudian benar Beliau melakukannya, maka bersiap-siaplah bagi semua Rekan yang kini telah merasakan banyak manfaat positif dari kedua media jejaring sosial tersebut.

FaceBook maupun Twitter merupakan salah satu sarana yang paling ampuh untuk berpromosi. Baik itu untuk menjajakan barang dagangan yang berupa ponsel dan gadget terkini (walau kebanyakan bodong alias Tukang Tipu), Kebaya dan asesoris wanita atau bahkan buku, Novel dan tabloid terbaru seperti yang dilakukan Leutika, Tabloid Sinyal dan Pulsa.

Selain berdagang berdagang dan berbisnis, kedua media jejaring sosial tersebut merupakan sarana paling ampuh untuk berkomunikasi, dan tentu saja berinteraksi antar dua, tiga bahkan seribu orang dalam satu waktu. Bayangkan berapa biaya yang diperlukan apabila aktifitas ini dilakukan via video conference, voice call, sms atau bahkan kopi darat atau bersua langsung ?

Bahkan ada juga yang memanfaatkan kedua media tersebut secara 100% Positif untuk membangun  persahabatan, rasa persaudaraan bahkan untuk meneruskan informasi apabila ada hal-hal yang harus disampaikan untuk mewujudkan satu event tertentu. Reuni misalkan.

Oke, kali ini kita fokuskan bahasan ke Twitter

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, terhitung sejak tanggal 26 Januari yang lalu, Twitter.com akan mulai menyensor sebagian isi linimasa untuk negara tertentu. Akan ada tweets yang tidak muncul di linimasa, sesuai dengan permintaan. Ternyata, dengan mudah sensor tersebut bisa diakali. Adalah situs Thenextweb.com yang mengungkap tips ini pada 27 Januari 2012.

Menurut artikel situs tersebut, di halaman bantuan Twitter sebenarnya ada petunjuk bagaimana mengakali tweet atau akun yang disensor. Halaman bantuan itu sebenarnya menjelaskan seperti apa tampilan tweets yang akan disensor. Jika tampilan tersebut muncul di linimasa, artinya sensor sedang berjalan terhadap tweet tersebut, dan tidak akan bisa diakses di negara tertentu.
Berikut tampilan tweet yang akan kena sensor di linimasa:

Censored tweets
Selain tweet, akun tertentu juga bisa terkena sensor. Jika akun tersebut diminta oleh negara tertentu untuk disensor, maka Twitter akan menyembunyikan identitas linimasanya, sehingga tweeps yang lain tidak bisa mengintip isinya.
Kira-kira begini tampilan akun yang akan terkena sensor:
Censored Twitter account
Nah, dalam penjelasan berikutnya, halaman bantuan itu memberi petunjuk bagaimana jika sebuah tweet secara tidak sengaja terkena sensor karena Twitter salah mengidentifikasi negara asal sebuah tweet? Pengguna dapat memeriksa pengaturan negara asal di bagian Setting. Di bagian bawah, bisa ditemukan menu Country, dan pilihan negara sesuai yang diinginkan.
Country setting
Seandainya sebuah tweet disensor di Indonesia, pengguna bisa mengubah pengaturan ini ke negara lain. Dalam artikel Thenextweb.com, sebelumnya mereka merekomendasikan untuk mengubah pengaturan negara ini ke Worldwide. Tetapi muncul pemberitahuan lanjutan, kalau perubahan pengaturan tersebut tidak bisa dilakukan. Cara lainnya adalah mengubah pengaturannya ke negara lain.

Dengan cara ini, pengakses dari suatu negara yang terkena sensor dapat melihat apa yang terkena sensor karena seolah-olah ia mengakses tweet atau akun yang disensor dari negara lain. Menurut artikel Thenextweb.com tersebut, pengubahan pengaturan negara hampir sama fungsinya dengan menggunakan proxy untuk mengubah nomor IP pengakses. Proxy adalah fasilitas yang dapat menyembunyikan lokasi asal si pengakses, dan menampilkan lokasi yang lain di internet.

Jika cara di atas benar-benar ampuh, maka Twitter sebenarnya diam-diam tetap memberi fasilitas yang memudahkan penggunanya untuk mengakses linimasa secara penuh, bahkan ketika sensor sudah diberlakukan. Di satu sisi, alamat Twitter.com tidak akan diblok seluruhnya oleh pemerintah karena mereka sudah menyanggupi permintaan sensornya, tetapi di sisi lain, secara teknis sensor tersebut sebenarnya tidak seketat yang dibayangkan.

[dikutip dengan perubahan dari berbagai sumber]

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More