Friday, 20 April 2012

Behind The Cover: Cranial Incisored - Lipan's Kinetic

Cover album Cranial Incisored: Lipan's Kinetic
Bicara mengenai sebuah rilisan fisik dari suatu band, Faktor apa saja yang mempengaruhimu untuk mengambil sebuah album dari rak display ataupun buru-buru mengirimkan mail order ke alamat valid si empunya band?
Preview teaser lagunya? Karena kamu die-hard-fans-nya? si empunya band adalah temanmu? apa lagi?

Yup, Cover albumnya.

Saya masih ingat benar betapa saya dulu tergila-gila melihat reproduksi sampul album The Beatles berjudul Abbey Road (1969) yang lazim terpasang gagah di beberapa studio musik di Yogyakarta. Ataupun saat  saya menginjak akil balig, saya kerap mencari-cari di internet maupun majalah, penjelasan mengapa sampul The Velvet Underground & Nico (1967) yang bergambar pisang (karya Andy Warhol)  bisa sedemikian sakti mandraguna lagi jaya digdaya di jazirah historis musik dunia.


Menilik jaman, sebelum teknologi menggambar melalui media elektronik begitu majunya, para seniman melukis sendiri (by hand, of course) sampul album yang dikerjakan atas pesanan si empunya hajat (dalam hal ini band, artis solo ataupun produser musik) menggunakan media cat, pensil dan sebagainya. Ataupun melakukan retouch sederhana dari sebuah hasil fotografi. Ataupun kombinasi lukisan dan foto.
Puji Steve Jobs, teknologi berkembang pesat. Perangkat lunak modal menggambar juga melimpah. Para seniman sampul dirangsang untuk makin gila dalam berkreasi.

Salah satu seniman (ah, saya hakkul yakin orang ini keberatan disebut seniman :p ) yang saya interogasi berikut ini adalah orang yang bertanggung jawab atas Album Artwork & Official Merchandise Cranial Incisored: Halim Budiono. Gitaris merangkap main artworker Cranial Incisored ini mengerjakan sendiri keseluruhan konsep dan eksekusi visual album bandnya itu.

Berikut petikan wawancara singkat saya dengannya terkait dengan sampul album Cranial Incisored - Lipan's Kinetic:



Saya mengamati karya-karya anda sejak album pertama Cranial Incisored (Rebuild: The Unfinished Interpretation of Irrational Behavior) selalu menonjolkan sesuatu yang berbau futuristik. Simple di satu sisi, sekaligus rumit di sisi lainnya. Begitu pula untuk album Lipan's Kinetic ini. Apa ide dasar yang mendasari anda menggarap artwork Lipan's Kinetic hingga hasil akhir seperti apa yang nampak saat ini? Bisa ceritakan proses penggarapannya mungkin?
Halim Budiono: Ide dasar? Sebenernya tetap seperti cover album pertama. Futuristik versi saya, futuristik dalam bentuk ide yang lain, dari banjirnya artwork menyeramkan yang membanjir. Beberapa artwork yang menarik perhatian saya, seperti Virulence (A Conflict Scenario), Between The Buried And Me (Colors, The Anatomy Of, etc) jadi referensi juga untuk ide awal cover Lipan's Kinetic. Hal yang membedakan jelas karakter Lucy (boneka wanita Jepang yang menjadi ikon Cranial Incisored, -doze) disini yang sudah menjelma menjadi vector, dan saya saat itu baru mulai merambah belantara Adobe Illustrator, jadi pure album Lipan's Kinetic itu semua work on AI. Ditambah saya pengen ada gambar kota/gedung-gedung seperti Colors (Between The Buried And Me), jadi saya mulai merancang sudut kota sisi lain. Pengerjaan dimulai dari artwork depan, belum terpikir untuk membuat lipatan di dalam yang berkesinambungan (berhubungan satu sama lain sisi-sisinya jika di lipat, sampai dibuka pun tetap menyambung). Setelah Lucy dan gedung kelar, tinggal berpikir tentang hewan/insect yang diinginkan. Insect ini jelas karena saya terasuki artwork Virulence itu [tertawa]. Kalau di album pertama (Rebuild: The Unfinished Interpretation of Irrational Behavior, -doze) itu jenis serangga seperti Capung (class: Odonata), maka untuk yang kedua ini menggunakan Lipan (Centipede). Sengaja judul album ini menggunakan kata Lipan, bukan Centipede, karena mix hasil bahasa ini menjadi efek lain di telinga. Lipan's Kinetic, lebih memberi efek future daripada Centipede's Kinetic, yang lebih terkesan mbruwet entah apa, menurut saya [tertawa].

Album Rebuild: The Unfinished Interpretation of Irrational Behavior
Jadilah mulai research data tentang Lipan, workin', mencampur vectorize dengan bitmap, mengubah bitmap ke vectorize, mencari titik temu yang pas. Aslinya geli juga stengah jijik ngedit Lipan ini. Tapi karena setiap hari melihat di depan monitor, zoom in-zoom out, di depan mata, lama-lama kebal juga. Jadilah artwork total cover depan. Baru setelah itu mendapat ide untuk memutar dan membuat cover yang nyambung di sleeve dalamnya, untuk memberi kenang-kenangan collectible lebih dari sekedar benda fisik. Kalau bisa malah suatu saat pengen membuat yang bisa terlihat 3D saat cover dilipat, ada bayangan hologram yang membentuk Lipan muncul, semoga suatu hari terwujud.
Pengerjaan total sleeve komplit itu sekitar 2 minggu, karena mengejar tanggal rilis, belum masih ditambah dengan pengerjaan konten enhanced CD, menu inside, macam-macam.

Halim Budiono
Kenapa Lipan's Kinetic? Maksud saya, kenapa anda memilih Lipan? Filosofi apa yang ingin disampaikan? Bahkan Lipan pun terlihat futuristik di tangan anda [tertawa]
Halim Budiono: Lipan geraknya cepat, kakinya banyak [tertawa]. Ya jadi imajinasi saya itu lipan bisa bergerak ke segalah arah, tanpa bisa di prediksi, dan tidak terdeteksi, tanpa suara tahu-tahu sudah menghilang pindah dimana lagi. Untuk mengubah Lipan menjadi touching with future...ya itu harus, karena itu menjadi karakter. Seperti musik, kita mendengar musik apapun, menelan apapun yang di dengar, output yang bakal kita keluarkan adalah karakter kita.

Mengapa anda selalu menonjolkan citraan berbau futuristik dalam karya anda?
Halim Budiono: Taste personal aja. Suka film futuristik, artwork futuristik, lirik futuristik. cek lirik-lirik di Fear Factory lama, Meshuggah, apalagi Fredrik Thordendahl's Special Defect, gila mereka itu udah bisa menulis lirik yg sangat future di tahun segitu. Mereka mencuri masa depan. Beberapa yang dulu cuma ide makin hari makin menjadi nyata. Ditambah basic kuliah saya dulu di IT.

Eddie The Head (Iron Maiden) - Vic Rattlehead (Megadeth) - Lucy (Cranial Incisored)

Jika Iron Maiden punya Eddie The Head dan Megadeth punya Vic Rattlehead, maka Cranial Incisored punya Lucy. Apa tujuan diciptakan karakter Lucy? 
Halim Budiono: Lucy, ya dulu mencari sebuah identitas yang mau dibangun. Dimana Megadeth, Iron Maiden punya. Saat itu cuma ada sekali dua kali, itu ga bakal memberi efek besar. Tapi saat itu ditanamkan berulang ulang, muncul berulang ulang, itu bakal membuat orang terbiasa, mengingat dan akhirnya hapal. Sampai suatu saat karakter itu bisa berdiri sendiri tanpa tulisan embel-embel apapun orang tetap bisa ingat. Monster Ed-nya Iron Maiden bisa nongol tanpa tulisan Iron Maiden dan orang tetap bakal tahu itu Iron Maiden. Jelas, itu proses awal yang berulang dan kontinyu. Ya saya pengen seperti itu [tertawa]. Karena suatu saat yang bakal diingat adalah karyamu. Nah itu salah satu cara mengingatnya. Icon.

Sebagai seorang desainer grafis, artwork apa saja yang anda sudah kerjakan sejauh ini? Sejak kapan anda menjadi desainer grafis?
Halim Budiono: Kalau sekarang jarang, dulu ada Kekal (t-shirt/retouch), Asphyxiate (t-shirt), Hands Upon Salvation (t-shirt), Spider's Last Moment (EP), Cranial Incisored (all artwork, t-shirt, media promotion, cover, sleeve, packaging, etc). Sejak kapan ya... ya sejak awal mulai garap artwork utk Cranial Incisored, 2000-an awal lah saya mulai niat beneran.


DOZAN ALFIAN

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More