Tuesday, 1 March 2011

VacaBalition : 2 Hari di Pulau Dewata

Penghujung Februari lalu adalah waktu yang tepat (atau mungkin dipaksakan tepat :p) untuk sedikit berlibur melepas lelah dari kesibukan sehari-hari di Surabaya. Kalau beberapa waktu yang lalu saya dan teman - teman saya menyusuri pesisir selatan Pulau Jawa untuk menuju Pacitan yang berujung di Yogyakarta, maka kali ini kami mengakhiri Februari dengan menuju ke BALI !!!!! hehe, sorak sorai norak dari saya :p

Well then, Jumat 25 Februari 2011 sepulang dari kantor kami bersiap - siap menuju Bali. Kali ini dengan formasi Bimo, Iwan, Ridwan, Fajar, Kingin, Risti, Angie dan tentunya saya sendiri. 8 orang dalam sebuah Honda Stream bernopol B xxxx EL, bayangkan sendiri bagaimana rasanya :p

Bertolak dari Surabaya sekitar pukul 7 malam, Bimo mengemudi bak raja jalanan jawa timur a.k.a Bus Sumber Kencono (peace Bim, no hard feelin' :p) langsung menuju Pelabuhan Ketapang.
Sempat mampir makan malam sekitar pukul 8 di daerah tol Gempol (1 KM aeah Pasuruan), perjalanan lanjut sampai sekitar setengah satu malam untuk kemudian loading kapal Ferry menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.


Perjalanan laut kami lumayan cepat, sekitar 45 menit dan tidak begitu ramai penumpang. Ridwan berkata bahwa itu adalah pertama kalinya dia naik kapal Ferry, jadi dia tidak melewatkan sensasi bau garam di atas kapal.

Gilimanuk, Bali, sekitar pukul 2.30 WITA. Kali ini giliran saya yang mengemudi menuju Pantai Sanur, tujuan pertama kami sebelum check in penginapan. Kenapa Sanur? karena Bimo menjadwalkan pagi itu (26 Februari 2011) kami akan melihat sunrise. Tapi menurut hemat saya dan kalkulasi estimated arrival time di GPS, kok rasanya sedikit susah mengejar sunrise pagi itu. Secara saya mengemudi tidak sekencang Bimo ataupun Iwan.

Benar saja, kami sampai di Sanur saat matahari sudah menyingsing dan siap naik ke singgasananya. Tapi itu bukan masalah bagi manusia - manusia narsis macam Risti yang (menurut saya) berpedoman "sunrise tidak sunrise tetap foto" ataupun Iwan yang sibuk mengabadikan berbagai macam objek indah di Pantai Sanur. Yang lain? jangan ditanya! Semua sudah ketularan virus narsisnya Risti dan sibuk ikut berfoto. Haha
Puas berfoto dan sedikit menikmati pemandangan, kami langsung menuju Puri Dewi Sri (ini nama hotel bung, bukan nama pura atau kuil peribadatan :p) untuk check in penginapan. Sudah bisa dipastikan kami semua langsung pingsan dengan sukses begitu mencium aroma kasur yang mendadak nikmat sekali (<<--lebay).
Hanya tidur sebentar, perut bawel saya yang sexy ini sudah mulai ribut minta diisi. Ternyata yang lain juga merasa lapar. Maka kami pun memutuskan untuk berjalan-jalan sambil cari makan. Minus Bimo dan Fajar yang sibuk di alam mimpi, kami menyusuri jalan Legian langsung menuju Pantai Kuta. Sambil jalan, kami sibuk mencari restoran ataupun kedai yang bisa disinggahi makan. As we both know, makanan di Bali yang khas justru kebanyakan mengandung babi ataupun campuran alkohol lokal a.k.a arak. Sedangkan kami adalah pemburu makanan khas daerah. Maka kami melewati jalanan dengan hasil nihil. Akhirnya kami mengisi perut dengan membeli roti di Circle K.

Segera setelah sekedar berfoto - foto di Pantai Kuta, kami memutuskan untuk pulang ke hotel. Di jalan, kami menemukan rumah makan Padang. Akhirnya kami memutuskan untuk makan di situ. Jauh - jauh dari Surabaya makannya di Padang juga..huffftt..

Kembali ke Hotel, kami beristirahat sebentar sebelum Bimo mengajak kami untuk melanjutkan wisata hari itu. Sekitar pukul 1 siang WITA, kami sudah menyusuri jalan raya untuk menuju ke Garuda Wisnu Kencana.
Seperti yang terjadi sebelumnya, kami semua disibukkan dengan foto dan foto dan foto lagi. Beberapa turis asing meminta Fajar untuk mengabadikan mereka di depan patung Wisnu.
Puas berfoto di depan Wisnu dan Garuda, kami menuju boot yang disediakan oleh pihak GWK. Pengunjung bisa mendapat karikatur, tato temporary, kuteks, dan lainnya. Semuanya free. Maka kami pun antri untuk membuat karikatur wajah. Kingkin menjadi terlihat seperti Cut Tary, Ridwan jadi terlihat lebih tampan dari aslinya dan yang tak bisa saya ingkari, saya kelihatan lebih kurus dari aslinya...Sambil menunggu giliran, beberapa dari kami sibuk mentato tubuhnya, kuteks, atau bahkan menonton dokumenter pembuatan GWK.
Tujuan berikutnya setelah GWK adalah Dreamland (New Kuta Beach). Jalan menuju pantai ini indah dan menarik untuk dilewati. Beberapa meter menuju pantai, jalanan masih alami, sehingga medan sedikit berat. Hutan bakau mengelilingi pantai. Ah, sayang ekspektasi kami terhadap dreamland agak berlebihan. Pantai ini susah dibuat berenang walaupun masih bisa kalau sekedar bermain air. Landscapenya pun belum terlalu enak untuk dibuat berlama-lama menikmati udara laut. Anehnya, tetap saja kami sibuk mengoleksi foto disini. haha. Beruntung langit yang tadi sempat mendung sudah berlalu. Maka kami bisa mengabadikan sunset di sini.
Setelah sunset berlalu, kami pun memutuskan untuk pulang. Iwan yang tampaknya terobsesi mencicipi makanan khas Bali mengarahkan mobil menuju restoran Ayam Betutu di daerah denpasar. 2 ayam utuh kami habiskan berdelapan.
Bimo menawarkan untuk ke Joger dulu sebelum kembali ke hotel. Ternyata sudah tutup. Kami terlalu malam. Maka kami pulang

Sesampainya di hotel, mata saya yang sudah teramat berat ini minta segera dipejamkan. Segera setelah menghubungi pacar saya di Jogja, saya pun pingsan dengan sukses. Ternyata Bimo, Iwan, Fajar dan Risti masih menyempatkan untuk pijat sebelum tidur. Saya melewatkan ini, tapi sudahlah, tidak perlu dipijat pun saya sudah pasti terlelap. hehe

Hari terakhir di Bali, kami check out sekitar pukul 9. Ada sedikit insiden saat kami check out. Yup, check out berubah menjadi chek chok (cekcok; haha) ketika Risti yang merasa tidak menikmati fasilitas TV hotel menanyakan apakah mereka harus membayar tetap seharga jika pakai TV. Resepsionis yang melayani sedikit tidak ramah menurut saya, sehingga nadanya meninggi. Saya justru heran, tumben Risti tidak melayangkan sepatu ke muka resepsionis itu (haha). Angie lah yang memecah perdebatan itu dengan langsung mengatakan bahwa mereka keberatan untuk membayar seharga paket TV. Selesai.
Sebalum menjauhi Legian, kami menyempatkan diri berfoto di depan monumen pengeboman di Bali dulu. May your souls are rest in peace bro..

Melanjutkan perjalanan tertunda kami ke Joger, maka pagi itu kami langsung menyambangi outlet milik  Joseph Theodorus Wulianadi ini. Kalau kemaren kami kemalaman, kali ini kami kepagian. Setelah menunggu beberapa saat, kami disambut oleh rombongan pegawai Joger yang menyanyikan yel - yel khas joger sebelum membuka outlet. And the rest is history...shopping....tapi saya, Bimo dan Risti memilih untuk makan bakso di luar dan tidak membeli oleh - oleh disini.

Segera setelah memenuhi mobil dengan tas belanjaan, kami berniat makin mempersempit ruang gerak di mobil dengan menambah belanjaan di Pasar Seni Sukawati. Sebenarnya saya agak malas disini, karena dari pengalaman terdahulu, para penjualnya selalu saja berisik dalam menarik pembeli. tidak seperti penjual di Pasar Beringharjo Jogja :D
Disini lagi - lagi Fajar yang paling sibuk belanja oleh - oleh. Kali ini didampingi Kingkin dan Angie yang sibuk berkutat di salah satu los. Lumayan lama juga. Entah apa yang mereka beli sehingga bisa begitu lama.
Selesai dari Sukawati, kami melanjutkan jalan ke Tanah Lot. Walaupun sempat mendung, ternyata Matahari justru sedang teriknya di Tanah Lot. Air laut sedang pasang sehingga lagi - lagi kami tak bisa sekedar berjalan di antara percikan air. It's Ok. Kita masih bisa berburu foto. Iwan, Ridwan, dan Bimo masih sibuk berkeliling sementara Saya, Fajar dan Ibu - ibu PKK sisanya memilih mencari minuman. Dua batok kelapa muda lumayan menyegarkan :D

Next destination is Gilimanuk. Pulang.
Entah apa yang salah, GPS yang selama ini waras mendadak jadi sedikit gila dan memilihkan rute - rute tidak masuk akal untuk dilalui mobil. Yah, tapi setidaknya kami berhasil juga sampai di Pelabuhan Gilimanuk.

Sesampainya di Ketapang, Iwan mengambil alih kemudi dari Bimo dan langsung meluncur dengan kecepatan gila - gilaan. Saya dukung deh, asal bisa cepat sampai restoran terdekat untuk makan.
kami makan malam sekitar pukul 11 WIB (saya lupa nama daerahnya). Kenyang. Maka kami semua mempersilahkan kepada Bapak Iwan untuk membawa kami ke Surabaya sementara kami melanjutkan berwisata di alam mimpi sampai sekitar pukul 2.30 pagi.....

Whatta nice trip :D

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More