Saturday, 16 June 2012

Sebuah Pengalaman Spiritual Atas Apa yang Mereka Tulis.

2 tahun terakhir ini saya mulai mengumpulkan CD dari 2 band favorit saya Jesu dan Boris dengan tujuan mengembalikan rasa penasaran masa lalu ketika SMP dulu saya membeli kaset. Dahulu waktu saya membeli kaset, saya pasti akan sangat penasaran dengan lirik, gambar yang terdapat di sleeve dalam cover kaset dan hal lain yang tidak tampak selain cover depan kaset itu sendiri. Seiring berkembangnya teknologi, saya menjadi manusia yang pelit dan cenderung malas. Kita tidak dapat memungkiri bahwa kini kita berada dalam era digital yang memungkinkan semua yang kita mau dapat kita unduh melalui dunia fiber optik yang saling terkoneksi. Saya sudah sangat jarang sekali mendapati kepuasan ketika membuka plastik CD untuk kemudian menjelajah konten apa saja yang terdapat di dalam CD tersebut, saya sudah jadi pribadi simpel yang hanya mendapat edukasi musik dari sebuah sajian band melalui (hanya) sajian utama, yaitu musik band itu sendiri. Agak terlalu berlebihan mungkin kalau saya mengatakan seperti itu, selain karena masih pendeknya durasi saya dalam mengumpulkan CD, juga karena dalam tulisan ini nantinya ada contoh pengalaman spiritual yang di dapat dari band yang belum saya miliki bentuk fisik CD-nya.


Justin K. Broadrick (Jesu)
Pengalama spiritual pertama saya dapat dari album kedua Jesu atau full album pertama mereka yang bertitel ‘Jesu’. Hanya berjarak 4 bulan setelah Jesu merilis ‘Heartache’, rilislah album ini. Review secara detail musik mungkin semua orang sudah dapat mengaksesnya melalui Wikipedia, namun secara spiritualitas, album ini memberi pengalaman yang sangat luar biasa terhadap saya, hampir tanpa jeda telinga saya bisa berdengung memunculkan nomor - nomor Jesu di album ini. Mulai saya dengar akhir 2007 (sangat telat sekali), saya baru mampu mendatangkan CD album ini awal 2012 kemarin. Paket yang datang sungguh sangat mengejutkan karena disisipi sebuah promo pack dari album ini. Tidak ada yang menarik dari kemasan promo pack album ini, sampai saat saya menemukan kertas kecil berisi tulisan dari Nathan T. Birk mengenai "Introducing Jesu". Saya pikir tulisan itu akan sangat gampang karena siapa sih yang tidak tahu Justin Broadrick (silakan di akses melalui Wikipedia), tapi saya salah besar, Nathan menuliskan kembali siapa Justin Broadrick dan apa itu Jesu dengan bahasa yang sangat simpel dan agung. Sama sekali tidak saya temukan pilihan kata yang berlebihan untuk
menggambarkan kedua objek di tulisan itu, Nathan membuang semua sumber general a la Wikipedia dengan menambahkan konsentrat khusus miliknya, ya pengalaman spiritualnya dalam mendalami dan mengintimi sosok Broadrick di Napalm Death, Godflesh dan Jesu sendiri. Panjang mengalun layaknya musik Jesu tulisan Nathan itu dan diakhiri dengan klimaks/anti-klimaks yang kadang kita harapkan/tidak harapkan sebagai penutup, benar - benar sangat identik dengan komposisi yang Jesu mainkan dalam berbagai albumnya --penuh opsi--. Nathan hanya menulis penutup keseluruhan tulisan dengan (kurang lebih) seperti ini: "It is God(head) himself delivering pure manna on Jesu".


Boris
Pengalaman spiritual kedua saya dapat dari mp3 album milik Boris yang berjudul ‘Flood’. Kesan pertama ketika saya mendengar album ini cuma satu, kecil kemungkinan untuk mendatangkan album ini dalam bentuk CD. Kesan kedua adalah pengalaman spiritual yang berkali - kali saya tunda untuk saya tuangkan dalam bentuk rangkaian kalimat panjang. Rangkaian Flood I - Flood IV saya pikir terlalu sakral untuk sekadar ditulis oleh pemula seperti saya. Lama saya mengalami kecanduan terhadap 4 komposisi ini tanpa berani mengungkapkan kekaguman saya, karena memang tidak pantas sama sekali, bahkan terkesan kurang ajar, untuk mengkalimatkan deretan apa yang dimainkan Boris di album ini. Hanya ada puja - puja bagi album ini. Sampai saat suatu hari saya menemukan review yang paling tepat untuk album ini di Sputnik Music yang terkenal dengan keahliannya untuk mencaci sebuah album yang buruk. Adalah Kyle Banick yang dengan sangat berani mengkalimatkan perjalanan selama lebih - kurang 1 jam 12 menit dalam Flood. Kalimat pembukanya simpel sekali (kurang lebih) " There's a very thin line between repetition and hypnotism. Boris walks that line.", kemudian Kyle melanjutkan tulisan panjangnya dengan mendetail, komposisi per-komposisi, sentuhan ajaib demi sentuhan ajaib, pengalaman pendengaran demi pengalaman pendengaran. Sangat detail. Sekali lagi, sama dengan apa yang dilakukan Nathan ketika menutup "perkenalan" Jesu, Kyle menutup rangkaian pengkalimatan albumnya dengan "That is magic, That is Boris"

Saya kemudian menyimpulkan apa yang saya tulis bukan dalam kapasitas saya pamer CD, tapi pada gaya penulisan yang nikmat di baca di era post-modernisme ini. Nathan dan Kyle tahu benar manusia era post-modernisme sudah lahir dengan sebuah keping chip Wikipedia di otak mereka masing - masing, akan sangat sia - sia melakukan penulisan penuh riset terhadap 2 album yang sangat baik diatas hanya dengan menyasar edukasi musik standar a la Wikipedia. Manusia jaman post-mod sudah terlalu pintar, sudah teredukasi dengan baik, sudah terlalu pandai memanipulasi kalimat dengan pilihan kata yang wah dan kaya makna. Namun, pasti kita bisa memahami perbedaan yang dialami pengalaman otak dengan pengalaman yang jauh melebihi pengalaman batiniah, ya pengalaman spiritual. Pengalaman spiritualitas akan mampu membohongi bahkan otak yang sudah disisipi microchip Wikipedia sedari manusia lahir. Sisi spiritualitas manusia Wikipedia akan mengakuinya.*


__________________________________________

*Artikel ini ditulis oleh teman, rekan, sejawat, saudara seperjuangan Wiman Rizkidarajat.

Lihat Mixtape Exhibition Wiman Rizkidarajat di sini

1 comments:

Bagus artikelnya, lanjut baca yg berikutnya..

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More